2 UTS-1 All About Me
Halo! Saya Muhammad Faiz Atharrahman. Saya lahir di Depok, Jawa Barat. Untuk saat ini, saya memilih tidak menceritakan detail personal lebih jauh—karena saya cukup menjaga privasi. Yang jelas, saya sedang menapaki perjalanan sebagai mahasiswa di Institut Teknologi Bandung, dan banyak hal yang membuat saya merasa “nggak sabar” buat terus belajar.
Secara singkat, minat saya di dunia IT berawal sekitar 2018 waktu SMP, pas momen “startup boom” lagi kenceng-kencengnya di Indonesia dan dunia. Dari situ saya mulai otodidak Python, bermimpi bikin startup yang beneran menyelesaikan masalah nyata lewat teknologi. Lalu, minat saya pada keamanan siber dan privasi mulai tumbuh saat SMA: saya nonton video YouTube The Hated One berjudul “Google vs DuckDuckGo | Search engine manipulation, censorship and why you should switch.” — itu jadi semacam “alarm” tentang pentingnya keamanan dan privasi digital.
Selama pandemi, saya pakai waktu buat menyelam lebih dalam ke cybersecurity — nggak cuma sisi teknisnya, tapi juga sisi etikanya. Lama-lama, ketertarikan saya melebar ke Software Engineering dan Cybersecurity sekaligus. Saya paling tertarik ke area infrastruktur: Backend Development, DevOps, dan Cloud Computing. Di luar kelas, saya ikut hackathon (sempat beberapa kali menang) dan juga Capture The Flag (CTF) — masih belajar dan terus naik level, meski belum dapat podium.
Ke depan, target saya adalah menggabungkan pengetahuan security dan infrastruktur untuk membangun sistem yang aman dan skalabel. Harapannya, saya bisa ikut berkontribusi di ekosistem startup teknologi — bikin solusi yang berdampak nyata.
Apa gagasan yang sedang saya pikirkan?
2.1 Kisah yang Membentuk Diri Anda: Mengenal Kekuatan Identitas Naratif
Kita ini makhluk pencerita. Dari dulu, cara kita menertibkan “riweuh”-nya hidup adalah dengan menjahit kejadian-kejadian jadi cerita yang bermakna. Beberapa ahli bahkan menyebut manusia sebagai storytelling organisms yang menjalani storied lives (2). Intinya: bukan cuma ngumpulin fakta, tapi membuat makna.
Identitas naratif adalah cerita batin yang kita susun untuk menjelaskan siapa diri kita — menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan menjadi satu benang merah (3, 8). Cerita ini aktif dan hidup: bukan sekadar “ulang tayang” kejadian, tapi proses menciptakan diri. Pertanyaan pamungkas yang dijawabnya: “Siapa saya? Gimana saya sampai di sini? Mau ke mana saya setelah ini?” (5, 6).
2.1.1 1. Tiga Lapisan Diri Anda: Di Mana Cerita Hidup Anda Berada?
Psikolog Dan P. McAdams membagi kepribadian jadi tiga level, dan identitas naratif adalah level teratas yang “ngiket” semuanya (8):
Level 1: Sifat Dasar
Sifat kepribadian yang relatif stabil, misalnya cenderung introvert atau ekstrovert.Level 2: Kepedulian Pribadi
Lebih spesifik: tujuan, nilai, keyakinan — hal-hal yang kita pedulikan.Level 3: Identitas Naratif
Cerita hidup yang menyatukan Level 1 dan 2 jadi narasi yang koheren dan bermakna.
Kabar baiknya: meski Level 1 susah diubah, cerita di Level 3 bisa kita edit dan tulis ulang. Mengubah narasi bisa berdampak besar pada kebahagiaan dan kesejahteraan (9).
2.1.2 2. Pola-Pola Kisah Kehidupan: Apa yang Membuat Sebuah Cerita Bermanfaat?
Nggak semua cerita berdampak sama untuk kesehatan mental (4). Ada tema-tema yang cenderung bikin kita lebih well-being.
2.1.2.1 Penebusan vs. Kontaminasi: Mengubah Penderitaan Menjadi Kekuatan
Cerita Penebusan (Redemption): narasi yang bergerak dari negatif → positif — gagal jadi belajar, susah jadi tumbuh. Ini terkait dengan kebahagiaan, kepuasan hidup, dan resiliensi (7).
Cerita Kontaminasi (Contamination): kebalikannya — mulai dari baik lalu turn bad. Rasanya seperti “tumpahan minyak” yang merusak bagian lain dari hidup (3, 11).
2.1.2.2 Agensi vs. Kepasifan: Menjadi Pahlawan dalam Kisah Anda
Agensi (Agency): kita memposisikan diri sebagai aktor utama — bikin keputusan, bertindak, push through hambatan. Ini salah satu prediktor kuat perbaikan dalam terapi (3, 7).
Kepasifan (Passivity): kita merasa jadi “korban keadaan”. Seolah semua “terjadi pada saya”, bikin demotivasi dan stuck (8).
Tabel ringkas di bawah merangkum pola yang membangun vs. yang menggerus kesejahteraan:
| Pola Naratif | Dampak Psikologis |
| Pola Naratif yang Membangun (Generative Themes) | |
| Penebusan (Negatif → Positif) | Meningkatkan kebahagiaan, kepuasan hidup, resiliensi, dan generativitas (dorongan berkontribusi untuk generasi selanjutnya) (4, 7). |
| Agensi (Diri sebagai Aktor Efektif) | Menaikkan kepercayaan diri, kesehatan mental, dan prediktor kuat perbaikan dalam terapi (7). |
| Koneksi (Hubungan & Rasa Memiliki) | Meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kesepian, dan menambah rasa punya tujuan yang lebih besar (8). |
| Pola Naratif yang Merusak (Disruptive Themes) | |
| Kontaminasi (Positif → Negatif) | Menurunkan kesejahteraan; memicu depresi, keputusasaan, dan rasa terperangkap dalam pengalaman negatif (3). |
| Kepasifan (Diri sebagai Korban) | Memunculkan demotivasi, rasa tidak berdaya, depresi, dan hasil kesehatan mental yang buruk (8). |
| Isolasi (Terputus dari Orang Lain) | Menyebabkan kesepian, keputusasaan, kurang dukungan sosial, dan kerentanan psikologis (8). |
2.1.3 3. Seni Memberi Makna: Kekuatan Super Anda dalam Bernalar
Otak kita punya “mesin pembuat makna” bernama penalaran otobiografis (autobiographical reasoning): kemampuan menghubungkan kejadian hidup dengan identitas diri (10).
Tanpa ini, hidup cuma daftar peristiwa. Dengan ini, hidup jadi cerita.
Inti penting: cara kita memaknai peristiwa sulit (misalnya melihat hikmah atau lesson learned) lebih berpengaruh pada kesejahteraan daripada peristiwa itu sendiri (10). Ini bukan bakat bawaan; ini keterampilan yang bisa dilatih.
2.1.5 5. Kesimpulan: Kisah Anda Adalah Perjalanan yang Terus Berlanjut
Pada akhirnya, kita semua penulis kisah hidup sendiri. Cerita yang kita pilih untuk kita percayai akan membentuk cara kita melihat dunia (5).
Kisah yang sehat biasanya punya tema penebusan (susah → tumbuh) dan agensi (kita adalah aktor utama). Bukan soal bikin cerita sempurna, tapi soal berani terus menulis, jujur pada proses, dan memilih narasi yang bikin kita maju.